Nomor
|
Judul
Penelitian
|
Tahun
Penelitian
|
Deskripsi
Penelitian
|
Hasil
|
Keterbatasan
|
Prospek
|
1.
|
ORGANIC LIGHT EMITTING DIODE
(OLED).
|
2015.
|
Organic
Light Emitting Diode (OLED).
|
Teknologi
layar OLED berpotensi untuk menggantikan teknologi layar yang ada karena bahan
utama nya dapat dari plastik sehingga bentuknya dapat fleksibel yang tidak
dapat disaingi dengan teknologi layar lain yang ada saat ini.
|
Ketahanannya
rendah, proses manufaktur nya masih mahal, dan kerentanannya terhadap air.
|
Menambahkan
sebuah metode yang dapat membuat daya tahan nya menjadi lebih kuat terutama
terhadap air
|
2.
|
40 years research and development
on liquid crystal displays(LCD)
|
2014
|
Membuat cairan crystal (LCD) dapat digunakan dalam media tampilan
|
Teknologi media tampilan menggunakan LCD memiliki keunggulan pada
tingkat contrast/kecerahan yg lebih tinggi, kualitas atau resolusi yang
dihasilkan sangat tinggi, dan memakan daya realtif rendah
|
Contrast menurun ketika menganalisa
program yg kompleks
|
Mengembangkan metode yang dapat menganalisis program lebih baik yg tdk
berdampak kepada kualitas output tampilan LCD
|
Minggu, 26 November 2017
[TUGAS 3] Perbandingan 2 Jurnal "ORGANIC LIGHT EMITTING DIODE (OLED)" dengan "40 YEARS RESEARCH AND DEVELOPMENT ON LIQUID CRYSTAL DISPLAYS(LCD)"
[TUGAS 2] Analisis Jurnal "ORGANIC LIGHT EMITTING DIODE (OLED)"
Judul jurnal: ORGANIC LIGHT EMITTING DIODE (OLED).
Kata kunci: Elektronik, layar, perangkat, ketahanan, aplikasi.
Nama penulis: Aririguzo Marvis Ijeaku, Madu Hilary Chidubem, Emerole Kelechi Chukwunonyerem, Nwogu Uchenna Obioma.
Tujuan: Menggali berbagai teknologi mutakhir dari OLED .
Analisis:
Organic Light Emitting Diode (OLED) adalah perangkat yang terdiri dari lapisan organik yang memancarkan cahaya sebagai respons terhadap arus listrik. Proses pembuatan OLED itu sendiri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan panel layar datar yang dibuat dengan teknologi LCD yang mencakup bobot ringan dan substrat plastik fleksibel, sudut pandang yang lebih lebar, kecerahan yang lebih baik, efisiensi daya yang lebih baik dan waktu respon yang lebih cepat. Namun, kekurangannya meliputi rentang umur yang lebih pendek, keseimbangan warna yang buruk, kinerja di luar ruangan yang buruk, kerentanan terhadap kerusakan air dll. Penerapan OLED dalam elektronik semakin meningkat dari kamera ke ponsel, televisi, dll. OLED menyediakan prospek layar elektronik yang lebih tipis, lebih cerdas, lebih ringan dan ultrafleksibel, namun karena tingginya biaya pembuatan belum banyak digunakan.
OLED bekerja dengan cara yang mirip dengan dioda dan LED konvensional, namun alih alih menggunakan lapisan semikonduktor tipe-n dan tipe-n, mereka menggunakan molekul organik untuk menghasilkan elektron dan lubangnya. Sebuah OLED sederhana terdiri dari enam lapisan yang berbeda. Di bagian atas dan bawah ada lapisan kaca pelindung atau plastik. Lapisan atas disebut segel dan lapisan bawah substrat. Di antara lapisan tersebut, ada terminal negatif (kadang-kadang disebut katoda) dan terminal positif (disebut anoda). Akhirnya, di antara anoda dan katoda ada dua lapisan yang terbuat dari molekul organik yang disebut lapisan emisif (di mana cahaya dihasilkan, yang berada di sebelah katoda) dan lapisan konduktif (di samping anoda).
Ada 4 tahapan agar OLED dapat menghasilkan cahaya:
1. Untuk membuat lampu OLED menyala, kita cukup memasang voltase (beda potensial) melintasi anoda dan katoda.
2. Ketika listrik mulai mengalir, katoda menerima elektron dari sumber listrik dan anoda kehilangan elektron.
3. Sekarang kita memiliki situasi di mana elektron yang ditambahkan membuat lapisan emisif bermuatan negatif (mirip dengan lapisan tipe-n di dioda persimpangan), sedangkan lapisan konduktif menjadi bermuatan positif (serupa dengan material tipe-p).
4. Lubang positif jauh lebih mudah bergerak dibandingkan elektron negatif sehingga loncat melintasi batas dari lapisan konduktif ke lapisan yang memancarkan. Ketika sebuah lubang (yang kekurangan elektron) memenuhi sebuah elektron, kedua benda itu membatalkan dan melepaskan semburan energi singkat dalam bentuk partikel cahaya dengan nama lain foton. Proses ini disebut rekombinasi, dan karena ini terjadi berkali-kali sedetik, OLED menghasilkan cahaya terus menerus selama arus terus mengalir.
OLED memiliki 4 tipe:
1. Pasif Matriks OLED (PMOLED)
2. Aktif Matriks OLED (AMOLED)
3. OLED Layar Lipat
4. OLED Putih
OLED memiliki 6 keunggulan:
1. Karena lapisan pemancar cahaya dari OLED lebih ringan, substrat OLED bisa fleksibel, bukan kaku. Substrat OLED bisa berupa plastik dan bukan kaca seperti yang digunakan oleh LED dan LCD.
2. Berbahan plastik, lapisan organik OLED lebih tipis, lebih ringan dan lebih fleksibel daripada lapisan kristal dalam LED atau LCD.
3. OLED lebih terang dari LED. Karena lapisan organik OLED jauh lebih tipis daripada lapisan kristal anorganik pada LED, lapisan konduktif dan emisi dari OLED dapat berlapis banyak. Selain itu, LED dan LCD memerlukan kaca untuk dukungan, dan kaca akan menyerap sedikit cahaya sehingga layar lebih gelap. OLED tidak membutuhkan kaca.
4. OLED tidak memerlukan latar belakang cahaya untuk bekerja seperti LCD. LCD bekerja dengan selektif memblokir area latar belakang cahaya untuk membuat gambar yang anda lihat, sementara OLED menghasilkan cahaya sendiri. Karena OLED tidak memerlukan lampu latar, OLED mengkonsumsi daya lebih sedikit daripada LCD (sebagian besar daya LCD masuk ke latar belakang cahaya). Hal ini sangat penting untuk perangkat yang dioperasikan dengan baterai seperti telepon seluler.
5. OLED lebih mudah diproduksi dan bisa dibuat dengan ukuran lebih besar. Karena OLED pada dasarnya adalah plastik, mereka dapat dibuat menjadi lembaran tipis yang besar. Jauh lebih sulit membuat layar yang besar pada LCD dibandingkan OLED.
6. OLED memiliki bidang pandang yang luas, sekitar 170 derajat. Karena LCD bekerja dengan cara memblokir cahaya, mereka memiliki hambatan melihat yang melekat dari sudut tertentu. OLED menghasilkan cahaya sendiri, sehingga memiliki jangkauan pandang yang jauh lebih luas.
OLED memiliki 3 kelemahan:
1. Ketahanan - OLED merah dan hijau memiliki umur yang lebih lama (46.000 sampai 230.000 jam), sedangkan untuk OLED berwarna biru memiliki masa pakai yang jauh lebih pendek (hingga sekitar 14.000 jam (sekitar 1,6 tahun)).
2. Manufaktur - Proses manufaktur masih mahal.
3. Air - Air dapat dengan mudah merusak OLED.
Kata kunci: Elektronik, layar, perangkat, ketahanan, aplikasi.
Nama penulis: Aririguzo Marvis Ijeaku, Madu Hilary Chidubem, Emerole Kelechi Chukwunonyerem, Nwogu Uchenna Obioma.
Tujuan: Menggali berbagai teknologi mutakhir dari OLED .
Analisis:
Organic Light Emitting Diode (OLED) adalah perangkat yang terdiri dari lapisan organik yang memancarkan cahaya sebagai respons terhadap arus listrik. Proses pembuatan OLED itu sendiri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan panel layar datar yang dibuat dengan teknologi LCD yang mencakup bobot ringan dan substrat plastik fleksibel, sudut pandang yang lebih lebar, kecerahan yang lebih baik, efisiensi daya yang lebih baik dan waktu respon yang lebih cepat. Namun, kekurangannya meliputi rentang umur yang lebih pendek, keseimbangan warna yang buruk, kinerja di luar ruangan yang buruk, kerentanan terhadap kerusakan air dll. Penerapan OLED dalam elektronik semakin meningkat dari kamera ke ponsel, televisi, dll. OLED menyediakan prospek layar elektronik yang lebih tipis, lebih cerdas, lebih ringan dan ultrafleksibel, namun karena tingginya biaya pembuatan belum banyak digunakan.
OLED bekerja dengan cara yang mirip dengan dioda dan LED konvensional, namun alih alih menggunakan lapisan semikonduktor tipe-n dan tipe-n, mereka menggunakan molekul organik untuk menghasilkan elektron dan lubangnya. Sebuah OLED sederhana terdiri dari enam lapisan yang berbeda. Di bagian atas dan bawah ada lapisan kaca pelindung atau plastik. Lapisan atas disebut segel dan lapisan bawah substrat. Di antara lapisan tersebut, ada terminal negatif (kadang-kadang disebut katoda) dan terminal positif (disebut anoda). Akhirnya, di antara anoda dan katoda ada dua lapisan yang terbuat dari molekul organik yang disebut lapisan emisif (di mana cahaya dihasilkan, yang berada di sebelah katoda) dan lapisan konduktif (di samping anoda).
Ada 4 tahapan agar OLED dapat menghasilkan cahaya:
1. Untuk membuat lampu OLED menyala, kita cukup memasang voltase (beda potensial) melintasi anoda dan katoda.
2. Ketika listrik mulai mengalir, katoda menerima elektron dari sumber listrik dan anoda kehilangan elektron.
3. Sekarang kita memiliki situasi di mana elektron yang ditambahkan membuat lapisan emisif bermuatan negatif (mirip dengan lapisan tipe-n di dioda persimpangan), sedangkan lapisan konduktif menjadi bermuatan positif (serupa dengan material tipe-p).
4. Lubang positif jauh lebih mudah bergerak dibandingkan elektron negatif sehingga loncat melintasi batas dari lapisan konduktif ke lapisan yang memancarkan. Ketika sebuah lubang (yang kekurangan elektron) memenuhi sebuah elektron, kedua benda itu membatalkan dan melepaskan semburan energi singkat dalam bentuk partikel cahaya dengan nama lain foton. Proses ini disebut rekombinasi, dan karena ini terjadi berkali-kali sedetik, OLED menghasilkan cahaya terus menerus selama arus terus mengalir.
OLED memiliki 4 tipe:
1. Pasif Matriks OLED (PMOLED)
2. Aktif Matriks OLED (AMOLED)
3. OLED Layar Lipat
4. OLED Putih
OLED memiliki 6 keunggulan:
1. Karena lapisan pemancar cahaya dari OLED lebih ringan, substrat OLED bisa fleksibel, bukan kaku. Substrat OLED bisa berupa plastik dan bukan kaca seperti yang digunakan oleh LED dan LCD.
2. Berbahan plastik, lapisan organik OLED lebih tipis, lebih ringan dan lebih fleksibel daripada lapisan kristal dalam LED atau LCD.
3. OLED lebih terang dari LED. Karena lapisan organik OLED jauh lebih tipis daripada lapisan kristal anorganik pada LED, lapisan konduktif dan emisi dari OLED dapat berlapis banyak. Selain itu, LED dan LCD memerlukan kaca untuk dukungan, dan kaca akan menyerap sedikit cahaya sehingga layar lebih gelap. OLED tidak membutuhkan kaca.
4. OLED tidak memerlukan latar belakang cahaya untuk bekerja seperti LCD. LCD bekerja dengan selektif memblokir area latar belakang cahaya untuk membuat gambar yang anda lihat, sementara OLED menghasilkan cahaya sendiri. Karena OLED tidak memerlukan lampu latar, OLED mengkonsumsi daya lebih sedikit daripada LCD (sebagian besar daya LCD masuk ke latar belakang cahaya). Hal ini sangat penting untuk perangkat yang dioperasikan dengan baterai seperti telepon seluler.
5. OLED lebih mudah diproduksi dan bisa dibuat dengan ukuran lebih besar. Karena OLED pada dasarnya adalah plastik, mereka dapat dibuat menjadi lembaran tipis yang besar. Jauh lebih sulit membuat layar yang besar pada LCD dibandingkan OLED.
6. OLED memiliki bidang pandang yang luas, sekitar 170 derajat. Karena LCD bekerja dengan cara memblokir cahaya, mereka memiliki hambatan melihat yang melekat dari sudut tertentu. OLED menghasilkan cahaya sendiri, sehingga memiliki jangkauan pandang yang jauh lebih luas.
OLED memiliki 3 kelemahan:
1. Ketahanan - OLED merah dan hijau memiliki umur yang lebih lama (46.000 sampai 230.000 jam), sedangkan untuk OLED berwarna biru memiliki masa pakai yang jauh lebih pendek (hingga sekitar 14.000 jam (sekitar 1,6 tahun)).
2. Manufaktur - Proses manufaktur masih mahal.
3. Air - Air dapat dengan mudah merusak OLED.
[TUGAS 1] Analisis Jurnal "40 years research and development on liquid crystal displays(LCD)"
Judul jurnal : 40 years
research and development on liquid crystal displays(LCD)
Nama penulis :
Tatsuo Uchida
Tujuan :
Menemukan sebuah
potensi dalam penggunaan bahan cair/ LCD untuk kebutuhan optikal
Analisis :
liquid crystal display
LCD adalah suatu
jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama.
Product pertama yang di hasilkan oleh LCD adalah sebuah perangkat kalkulator
saku yg di produksi pada tahun 1972, beberapa latar belakang fundamental LCD
dipilih sebagai elemen yg di gunakan pada media tampilan yaitu, sifat optik dan
optik kristal cair bahwa molekul kristal cair sejajar kadang sejajar, sehingga
memudahkan beberapa tahap penelitian selanjutnya. Beberapa kelemahan juga di temukan pada LCD ini salah satunya adalah : menurunnya
contrast/kecerahan ketika menganalisa program yg kompleks
Pada awal penemuanya, LCD hanya berupa warna
monokrom(hitam&putih) kemudian, beberapa tahun kemudian penelitian
dilakukan untuk mendapatkan metode untuk menampilkan LCD berwarna, yaitu :
– Guest–host mode
– Selective reflection of cholesteric liquid
crystal
– Birefringence mode such as deformation of
vertical alignment phase and electrically controlled birefringence (ECB)
– DAP + cholesteric liquid crystal
– Twisted nematic cell (TN-cell) + color
polarizers
– TN-cell + retardation films
– Optical rotatory dispersion of chiral nematic
liquid crystal
– CRT + liquid crystal shutter (field sequential)
– Flat CRT + LCD (field sequential)
Namun, dari semua metode diatas tidak ada
satupun yg terlihat praktis pada kala itu, kemudian ditemukan 2 proses metode
yg jauh lebih praktis yaitu dengan system mencampurkan 3 warna primer, ada dua system
yaitu :
-
Menggunakan
merah, hijau, biru atau (RGB)
-
Menggunakan
cyan, magenta, kuning (CMYK)
Setelah
ditemukan metode yang tepat dan efektif, kemudian timbul kelemahan lainya yaitu dalah konsumsi daya yang relatif tinggi
karena lampu belakang.
Kemudian ditemukan kembali sebuah gagasan untuk mengatasi kelemahan itu
yaitu dengan munculnya LCD berdaya rendah 1 Warna LCD berurutan tanpa pewarna warna
Untuk mengatasi masalah konsumsi daya LCD warna, filte Ketiga lampu belakang warna
dinyalakan secara berurutan dan gambar warna LCD berubah dengan cepat sesuai
lampu belakang. warna. Metode ini memiliki kelebihan beberapa kali kecerahan
yang lebih tinggi (atau energi cahaya balik yang lebih rendah) dan resolusi
tiga kali lebih tinggi daripada jenis filter warna saat ini. Dengan metode ini,
perlu menggunakan LCD dengan waktu respon lebih pendek dari 5 ms, yaitu 10 sampai
50 kali lebih cepat dari LCD konvensional.
-Prospek LCD untuk masa depan
manusia memiliki masalah besar dalam kemampuan
komunikasi. kemampuan input gambar manusia dengan menggunakan penglihatan
memang luar biasa superior, namun kemampuan output gambar sangat buruk.
Misalnya, dibutuhkan sekitar 15 sampai 30 menit untuk menggambar satu gambar,
yang tiga hingga lima perintah lebih lambat daripada kemampuan masukan visual.
Karena ketidakseimbangan ini, manusia terutama menggunakan suara untuk output,
dan informasinya dikompres dengan menggunakan bahasa. Namun, butuh waktu
bertahun-tahun untuk belajar bahasa, terutama bahasa asing.
Saat ini, tidak ada solusi yang jelas untuk
masalah besar ketidakseimbangan antara kemampuan input dan output, sementara di
masa depan, elektronik akan menyelesaikannya dengan menggunakan panel sentuh,
input pena, pengenalan suara, detektor kinerja alami manusia termasuk gerakan
mata, dan detektor pemikiran atau aktivitas otak. Selain itu, diharapkan
internet akan ikut campur disini. Saat ini, berbagai industri seperti
elektronik konsumen, medis, dan mobil diisolasi satu sama lain karena telah
dikembangkan secara mandiri. Internet akan menggabungkan industri ini, dan
medan industri besar akan terlahir. Di bidang industri baru ini, informasi
gambar akan memainkan peran penting
Langganan:
Postingan (Atom)